Minggu, 15 Mei 2011

Renungan Sepulang Dari UNILA...

Renungan ini harusnya di renungkan di suatu waktu yang panjang di sertai dengan sesi diskusi yang interakif. Banyak point penting yang bisa di ambil dari kuliah umum di UNILA tadi oleh Bapak Ir. Aburizal Bakrie degan Tema "Kewirausahaan". Namun bukan point tersebut yang memberatkan kepala ini, tetap menjaga sikap sopan santun terhadap para tamu, padahal diri ini ingin berlari sebentar untuk menyendiri, merenung, dan berharap mendapatkan jawaban atas semua pertanyaan yang muncul.

Belajar...Belajar...dan Belajar-lah...

Kata-kata itu di ucapkan kembali dan selalu lebih dari satu kali penyebutannya. Berulang kali pesan itu di sampaikan oleh Bapak Aburizal Bakrie di beberapa kesempatan, terutama apabila beliau hadir di forum-forum dimana yang menjadi target audience nya adalah pemuda, mahasiswa, atau pelajar. Namun, kenapa kata-kata 'Belajar' itu baru sangat mengganggu jiwa dan fikiran, sekarang?

Dalam kesempitan waktu, keterbatasan pengetahuan diri ini, saya berfikir...bahwa kata-kata sederhana tersebut, bukan-lah hal yang mudah untuk di lakukan, oleh kami yang muda-muda. 'Belajar' yang dimaksudkan bukan hanya belajar secara formal di sekolah, mendapatkan gelar sarjana, lulus sekolah dengan nilai terbaik, atau belajar dengan guru-guru formal dan membaca buku-buku pelajaran formal.

'Belajar' yang dimaksud oleh beliau adalah, belajar Hidup. Belajar untuk bertahan hidup dengan berjuang, bertekad kuat dengan akal budi dan tetap tawakal kepada Allah SWT. Untuk dapat belajar dari kehidupan membutuhkan suatu kerendahan hati. Untuk dapat belajar dari suatu hal yang menyakitkan/mengecewakan kita butuh ketenangan dan support secara moril dari keluarga, karena keluarga tidak akan meninggalkan kita sendiri. 

Kita akan mampu bersabar, apabila kita memiliki tekad yang kuat. Pengalaman adalah guru yang paling baik, sehingga kita harus mampu belajar dari kesalahan, kegagalan, dan kekecewaan yang kita alami dalam proses hidup kita.

Apakah pesan tersebut juga di sampaikan karena Pak Ical melihat, ada kekeurangan dalam sisi itu di kalangan generasi muda saat ini, well...andai memang seperti itu..., itu pula-lah yang saya lihat dan rasakan. Baik terhadap diri saya sendiri, maupun dengan melihat generasi muda lainnya. Mungkin karena kerendahan hati itu sudah menjadi sesuatu yang langka...

Aroem Alzier